Refleksi Akhir Tahun : Tidak Ada Perjalanan yang Sia-sia

Menjelang akhir tahun, mari kita sejenak merenungkan perjalanan yang telah kita lewati di tahun ini. Dalam satu tahun penuh dinamika, kita menemukan berbagai keberhasilan yang membanggakan, namun juga tantangan yang menguji ketekunan dan karakter. Meski tidak semua berjalan sempurna, satu keyakinan tetap teguh: setiap proses yang dialami tidak pernah sia- sia ketika kita percaya bahwa Tuhan bekerja melalui setiap langkah hidup kita. Seperti firman Tuhan dalam Roma 8:28, “Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia.”

Semua pengalaman, baik yang indah maupun yang sulit, telah turut membentuk perkembangan anak-anak dan komunitas pendidikan kita.

Di lingkungan TEC, setiap jenjang memiliki cerita, tantangan, dan pembelajaran masing- masing. Anak-anak belajar mengenal diri, membangun karakter, dan beradaptasi dengan tuntutan yang berbeda sesuai tahap pertumbuhan mereka.

Di balik tawa, usaha, kegagalan, dan keberhasilan, kita melihat bahwa:

  • Ada siswa yang menunjukkan peningkatan signifikan dalam cara belajar maupun kedisiplinan.

  • Ada anak yang semakin berani mengambil peran, mencoba hal baru, atau tampil di depan umum.

  • Ada dinamika relasi yang berubah menjadi kesempatan untuk belajar tentang empati, kerja sama, dan penyelesaian konflik.

  • Ada proses jatuh-bangun yang justru menguatkan ketahanan mental dan motivasi belajar.

Perjalanan yang Membawa Pembelajaran

Setiap langkah ini menggambarkan bahwa perkembangan bukan hanya tentang hasil akhir, tetapi tentang perjalanan yang ditempuh untuk mencapainya. Hal ini sejalan dengan Amsal 22:6: “Didiklah orang muda menurut jalan yang patut baginya, maka pada masa tuanya pun ia tidak akan menyimpang dari pada jalan itu.”

Di TEC, keberhasilan tidak diukur semata- mata oleh angka atau prestasi formal. Keberhasilan juga terlihat melalui hal-hal sederhana namun bermakna: perubahan kebiasaan, pertumbuhan karakter, dan kemajuan dalam sikap serta tanggung jawab.

Tidak Ada Perjalanan yang Sia-Sia

Perjalanan pendidikan tidak selalu hanya berisi pencapaian. Ada saat ketika anak-anak mengalami kegagalan, kebingungan, atau penurunan motivasi. Namun, TEC percaya bahwa kegagalan merupakan bagian penting dari proses belajar.                                                                                 

Saat kita melihat kembali setiap peristiwa sepanjang tahun ini, kita menyadari bahwa setiap langkah—baik yang terasa mudah maupun yang penuh perjuangan—telah memiliki perannya sendiri dalam membentuk karakter, kedewasaan, dan cara berpikir anak-anak. Perjalanan di TEC bukan hanya tentang pembelajaran akademik, tetapi juga tentang membangun kepribadian, kemandirian, dan nilai-nilai hidup yang akan mereka bawa ke masa depan.

Akhir tahun bukanlah titik akhir, melainkan kesempatan untuk menyegarkan kembali tujuan dan semangat. Apa pun yang telah kita lalui—baik keberhasilan maupun tantangan—telah mempersiapkan kita untuk melangkah ke tahun berikutnya dengan lebih kuat.

Marilah kita memasuki tahun yang baru dengan rasa syukur, komitmen untuk terus bertumbuh, serta harapan bahwa setiap anak akan semakin berkembang sesuai potensi yang Tuhan percayakan.

Yeremia 29:11 mengingatkan kita bahwa Tuhan memiliki rancangan damai sejahtera bagi kita, “untuk memberikan hari depan yang penuh harapan.”

Sondang Pangaribuan, M. Pd
Kepala SMP Kristen Tabgha

Guru: Arsitek Masa Depan dan Pembawa Berkat

Di tengah hiruk-pikuk dunia yang bergerak begitu cepat, di saat informasi datang bagai gelombang tak henti, di saat suara-suara saling berebut untuk didengar, ada sosok yang diam-diam menyalakan Cahaya guru. Bukan sekadar pengajar, bukan sekadar pembaca buku atau pemberi nilai. Guru sejati adalah arsitek jiwa, penata masa depan, pemantik rasa ingin tahu, dan penjaga mimpi yang tak terlihat.

Setiap hari, guru menapaki jalan yang sering tak terlihat hasilnya. Dari senyuman kecil murid yang tiba-tiba mengerti, dari mata yang bersinar karena menemukan sesuatu yang baru, guru tahu bahwa setiap kata, setiap tindakan, setiap detik yang dicurahkan adalah benih yang akan tumbuh. Dan benih itu akan berbuah mungkin hari ini tak tampak, mungkin esok atau lusa baru terlihat tapi pasti akan membawa berkat.

Mengajar bukan lagi sekadar menyampaikan materi atau mencetak nilai. Mengajar adalah membaca jiwa yang berbeda-beda, memahami cara pandang yang unik, meresapi bahasa hati yang kadang tak bisa diucapkan. Guru melihat potensi di setiap anak: yang kreatif, yang pemalu, yang keras kepala, yang pemimpi. Guru berani keluar dari kotak standar, berani menari di luar aturan, berani memeluk ide-ide  menembus batas biasa yang sebenarnya adalah benih masa depan.

Dan dalam setiap usaha itu, guru mungkin merasa letih, mungkin merasa tak terlihat. Tapi percayalah: setiap pengorbanan, setiap doa yang diselipkan di balik kelas yang ramai, setiap perhatian yang diberikan walau tak diucapkan, tidak pernah hilang sia-sia. Alam semesta, Tuhan, dan kehidupan sendiri mencatatnya. Jasamu, guru, adalah investasi jiwa untuk murid, untuk dunia, dan untuk dirimu sendiri. Suatu hari nanti, dalam bentuk yang mungkin tak kau duga, berkat itu akan kembali kepadamu: dalam senyum muridmu, dalam kata-kata yang mereka ucapkan saat dewasa, dalam kesuksesan yang mereka raih, bahkan dalam ketenangan hatimu sendiri.

Guru yang hebat tahu bahwa mendidik bukan hanya soal hari ini. Itu soal menanam pohon yang mungkin baru berbuah bertahun-tahun kemudian. Itu soal menanam cahaya dalam kegelapan, menyalakan harapan ketika yang lain menyerah, dan percaya bahwa setiap anak yang kau sentuh adalah potensi tak terbatas yang bisa mengubah dunia.

Bila engkau guru yang kadang merasa letih, yang kadang merasa tak dihargai, yang kadang merasa perjuangannya terlalu berat: ketahuilah bahwa kamu adalah pembawa berkat. Segala upaya, segala kasih, segala waktu yang kau curahkan, akan Kembali mungkin hari ini, mungkin esok, atau lusa. Tapi tidak pernah hilang. Dan dunia ini, murid-muridmu, serta hatimu sendiri, akan merasakan berkat itu.

Teruslah menyalakan cahaya, guru. Teruslah percaya pada keajaiban yang lahir dari tanganmu, dari kata-katamu, dari hatimu. Dunia membutuhkan keberanianmu, kreativitasmu, dan kasihmu. Dan percayalah: jasamu tidak pernah sia-sia. Semesta, Tuhan, dan generasi masa depan akan membalasnya dengan cara yang indah, di saat yang paling tepat.

Bangkitlah, guru. Engkau adalah cahaya. Engkau adalah berkat. Dan engkau adalah masa depan.


Lidia Lamhisa, S.Pd., M.M

Kepala Sekolah SD 

Book Day TK Kristen Tabgha Saatnya Buku Hidup dalam Imajinasi Anak!

Pada bulan Oktober, TK Kristen Tabgha merayakan Book Day — sebuah kegiatan istimewa yang dirancang untuk menumbuhkan minat baca dan cinta literasi sejak usia dini. Tahun ini, suasana sekolah kami dipenuhi warna dan keceriaan ketika para siswa datang dengan kostum karakter dari buku cerita favorit mereka. Ada yang menjadi putri, ksatria, hewan lucu, hingga tokoh pahlawan dari kisah-kisah yang mereka sukai.

Tujuan dan Makna Book Day

Kegiatan Book Day bukan sekadar perayaan kostum, tetapi juga bagian dari pendekatan pembelajaran “play-based learning” yang diterapkan di TK Kristen Tabgha. Melalui kegiatan ini, anak-anak diajak:

  • Untuk mengekspresikan imajinasi dan kreativitas melalui peran tokoh dalam buku.

  • Belajar menyampaikan cerita dan emosi dengan percaya diri di depan teman-teman.

  • Mengenal nilai moral dan pesan positif dari setiap kisah yang mereka baca.

  • Mengembangkan kemampuan berbahasa, berpikir kritis, dan sosial-emosional melalui interaksi ringan dengan teman dan guru.

Kegiatan Seru Selama Book Day

Hari itu, setiap kelas di TK Kristen Tabgha dipenuhi kegiatan menarik seperti:

  • Story Sharing Time — anak-anak menceritakan kembali kisah favoritnya dengan cara sederhana dan lucu.

  • Mini Parade Kostum — kesempatan bagi siswa untuk tampil percaya diri dan bangga mengenakan karakter pilihan mereka.

  • Reading Corner Exploration — area baca penuh warna dengan koleksi buku anak-anak yang menarik, membangun kebiasaan membaca sejak dini.

  • Creative Craft Session — membuat penanda buku, mahkota karakter, atau ilustrasi dari cerita yang mereka sukai.

Semua kegiatan dilakukan dalam suasana hangat, aman, dan penuh dukungan dari para guru yang telah berpengalaman serta bersertifikasi pendidikan anak usia dini.

Manfaat Book Day untuk Anak Usia Dini

Melalui kegiatan seperti ini, TK Kristen Tabgha percaya bahwa:

  • Anak belajar mencintai buku bukan karena kewajiban, melainkan karena kesenangan.

  • Kemampuan berkomunikasi, empati, dan imajinasi berkembang secara alami.

  • Aktivitas membaca menjadi bagian dari keseharian belajar yang menyenangkan, bukan aktivitas yang membosankan.

📖 TK Kristen Tabgha – Growing Stronger With Love!

Mr.Daniel - Early Years Principal 

Pentingnya “Guardian Teacher ‘ di Sekolah

Di era reformasi revolusi industri sekarang,hidup sudah berada di arus digitalisasi  ,banyak anak muda yang kehilangan arah bahkan sudah melabrak portal portal tidak tau lagi mana yang menjadi norma dan kebenaran ,sehingga banyak anak muda kehilangan jati diri dan kehilangan arah

Sekolah merupakan wadah yang menyiapkan generasi muda yang cerdas, intelektual serta spiritual artinya siswa tahu dan mengerti batasan dan memahami mana yang boleh dan mana yang tidak. Karakter seperti ini yang perlu dipersiapkan bagi generasi  di zaman sekarang, tentu sekolah memiliki peranan penting .

Perkembangan zaman yang begitu cepat membawa dampak luar biasa dalam dunia pendidikan. Siswa SMA saat ini hidup di tengah arus digital yang deras, dan tidak bisa melawan arus  dan tentunya memiliki tantangan yang deras dimana informasi datang dari segala arah, interaksi sosial berpindah ke layar, dan nilai-nilai moral sering kali kabur di antara tren media sosial. Budaya Fomo sudah menjadi bagian generasi muda tidak peduli latar belakang kehidupan sehingga semua terlihat dimanipulasi demi validasi
Dalam konteks inilah, peran guru tidak hanya sebagai mengajar, tetapi juga sebagai pendamping, pelindung, dan pembimbing pribadi menjadi sangat penting. Di sinilah program Guardian Teacher hadir.

Program Guardian Teacher adalah sistem pendampingan di mana setiap guru menjadi pembimbing atau mentor  bagi kelompok  kecil siswa secara personal dan berkelanjutan.
Guru tidak hanya mengawasi prestasi akademik, tetapi juga memantau perkembangan karakter dan spiritualitas siswa, menjadi tempat curhat yang aman, membantu siswa memahami potensi dan arah hidupnya, bahkan menjadi jembatan komunikasi antara sekolah dan keluarga.

Pentingnya Guardian Teacher di Era Sekarang?

  1. Mengatasi Krisis Relasi di Era Digital
    Siswa masa kini cenderung connected but isolated — terhubung secara daring, tapi kesepian secara emosional.
    Guardian Teacher membantu membangun kembali relasi manusiawi yang hangat dan autentik.

  2. Mencegah Masalah Emosional dan Sosial
    Banyak kasus “kenakalan” remaja, stres, hingga depresi siswa berawal dari tidak adanya sosok dewasa yang mendengar.
    Guardian Teacher berperan sebagai early detector dan safe zone bagi siswa.

  3. Mendukung Pembentukan Karakter dan Spiritualitas
    Ditengah nilai-nilai dunia yang berubah cepat, guardian teacher membantu menanamkan nilai iman, tanggung jawab, dan kasih.

  4. Menjalin Sinergi Sekolah – Orang Tua – Siswa
    Melalui komunikasi rutin, Guardian Teacher memperkuat kepercayaan antara sekolah dan keluarga, sehingga pendidikan menjadi tanggung jawab bersama. 

Landasan Alkitabiah

“Gembalakanlah kawanan domba Allah yang ada padamu, jangan dengan paksa, tetapi dengan sukarela sesuai dengan kehendak Allah...”
(1 Petrus 5:2)

Seorang Guardian Teacher menjadi “gembala kecil” yang menuntun siswa agar tetap berjalan dalam terang Kristus di tengah derasnya arus zaman digital.

“Didiklah orang muda menurut jalan yang patut baginya, maka pada masa tuanya pun ia tidak akan menyimpang dari pada jalan itu.”
(Amsal 22:6)

Program Guardian Teacher bukan sekadar inovasi manajerial, tetapi panggilan rohani.
Di tengah dunia yang sibuk dan serba cepat, kehadiran guru pendamping menjadi oase kasih dan perhatian yang menuntun setiap siswa menemukan arah hidupnya.
Dengan kasih Kristus sebagai dasar, setiap guru dapat menjadi penjaga jiwa muda yang sedang mencari makna.

Seorang guru bukan hanya mengajar dari buku, tetapi menggembalakan dari hati, menuntun satu jiwa muda agar menemukan terang di tengah gelapnya zaman.

When a teacher chooses not only to teach but also to walk beside, education becomes a journey of the heart that nurtures life.” (Ketika guru hadir bukan hanya untuk mengajar, tetapi juga mendampingi, maka pendidikan menjadi perjalanan hati yang menumbuhkan kehidupan.”)

 

Miss Vera 

Senior High School Principal 

DIRGAHAYU REPUBLIK INDONESIA KE - 80!

Batam, 17 Agustus 2025 – Tabgha Education Centre memperingati Hari Ulang Tahun Kemerdekaan Republik Indonesia ke-80 dengan penuh khidmat melalui Upacara Bendera yang digelar pada hari Minggu pagi.

Upacara ini dipimpin langsung oleh Pastor Hanny Andries, pendiri sekolah sekaligus pembina Yayasan Komunitas Kasih Indonesia, yang bertindak sebagai pembina upacara.

Momen ini terasa istimewa karena diiringi oleh penampilan marching band yang membawakan tiga lagu penuh semangat: Hari Merdeka, Gebyar-Gebyar, dan Mars Sekolah Kristen Tabgha. Dengan perpaduan instrumen seperti saxophone, xylophone, pianika, drum, cymbal, dan bendera, seluruh tim marching band mampu bersinergi menghadirkan ritme yang megah dan menggetarkan hati, menambah rasa cinta tanah air di hati semua yang hadir.

Upacara ini diikuti oleh seluruh siswa-siswi dari SD, SMP, SMA, ST3B, bersama para guru, staf, serta jajaran pengurus Yayasan Komunitas Kasih Indonesia. Hadir pula tamu undangan serta keluarga besar Gereja Bethel Indonesia Tabgha (GBI Tabgha), yang turut bersukacita merayakan momen bersejarah ini.

Salah satu momen penting adalah penyematan pin logo baru Tabgha Education Centre kepada tiga perwakilan:

Miss Lidia Lamhisa (Kepala Sekolah),

Miss Mutiara Wardhani (Direktur Sekolah),

Bapak Stephen Lim (Ketua Sekolah Tinggi Teologia Batam).

Kami bangga kepada seluruh siswa-siswi yang bertugas dalam upacara. Dengan sinergi, disiplin, dan semangat yang membara, mereka mampu menunjukkan kualitas terbaik dalam setiap gerakan dan hentakan kaki.

Inilah wujud nyata jiwa Tabgha Education Centre: mencintai tanah air, menjunjung nilai iman, dan menyalakan semangat persatuan di Hari Kemerdekaan ini.

✨ “Indonesia Bersatu, Berdaulat, Rakyat Sejahtera, Indonesia Maju.” ✨

Merdeka! Merdeka! Merdeka!

-Miss Tee-


RESILIENSI

Oleh Pintauli Simanjuntak, S.Pd, M.Psi

Resiliensi adalah kemampuan seseorang untuk tetap kuat dan mampu menyesuaikan diri dalam menghadapi masa-masa sulit. Tak hanya menjadikan seseorang tahan menghadapi tekanan, resiliensi juga membuatnya mampu bangkit dari keterpurukan.

Sebaliknya, orang yang kurang memiliki resiliensi cenderung mudah menyerah dan bisa sampai pada titik mengakhiri hidupnya sendiri, sebagaimana beberapa kasus menyedihkan tentang anak muda berprestasi yang memilih jalan tragis tersebut.

Karena resiliensi bukanlah kemampuan yang diwariskan secara alami, melainkan suatu keterampilan hidup yang harus dibangun melalui pembelajaran dan latihan, maka sangat penting bagi para orangtua untuk mulai menanamkannya sejak anak-anak masih kecil. Salah satu caranya adalah dengan mendampingi mereka saat menghadapi masalah. Perlu diingat, mendampingi bukan berarti menyelesaikan masalah untuk mereka, tetapi membimbing agar anak dapat memperkuat dirinya dan menghadapi tantangan secara mandiri. Berikut beberapa contoh untuk menggambarkan bagaimana resiliensi bisa dikembangkan:

a. Balon warna kuning

Seorang ibu menjemput anak TK-nya yang murung karena mendapat balon warna kuning, sementara warna favoritnya adalah merah. Dua pilihan sikap bisa diambil ibu:

●        Pilihan 1: Ibu mencari balon merah sebagai pengganti, baik dengan meminta ke guru atau membeli sendiri. Cara ini memang menghibur, tetapi tidak membantu anak belajar menghadapi kekecewaan.

●        Pilihan 2: Ibu memuji balon kuning dan mengaitkannya dengan hal positif, seperti telur yang kuningnya lezat. Sikap ini membantu anak belajar menerima situasi dan memperkuat daya juangnya.

b. Nilai buruk dalam ujian

Rafa, siswa kelas 4 SD, mendapat nilai buruk dalam ujian Matematika. Ia merasa dirinya bodoh, enggan belajar, dan takut dimarahi oleh orang tuanya. Dua respons orangtua mungkin terjadi:

●        Pilihan 1: Orangtua memarahi Rafa karena menganggapnya tidak serius belajar dan tidak teliti dalam mengerjakan soal Matematika. Tindakan ini tidak membantu anak belajar menghadapi kegagalan, bahkan menyalahkan anak atas kegagalan.

●        Pilihan 2: Orangtua berdiskusi terbuka dengan anak, menjelaskan bahwa nilai yang belum bagus itu bisa diperbaiki, yang penting tetap semangat untuk belajar. Ceritakan saat orang tua dulu juga pernah gagal, dan bagaimana bangkit kembali. Ini membuat anak merasa tidak sendiri. Dan jika nilai anak sudah naik meskipun sedikit, berikan pujian.

c. Tidak diajak ‘ngafe’ oleh teman geng

Seorang remaja merasa tersingkir setelah melihat unggahan teman-teman gengnya nongkrong tanpa dirinya. Ia curhat ke ibunya dan mengurung diri di kamar. Dua respons dari ibu dapat terjadi:

●        Pilihan 1: Ibu menanyakan langsung ke orangtua teman dan menyarankan anak menjauh dari teman-teman tersebut. Ini tidak membangun ketahanan emosi.

●        Pilihan 2: Ibu mengajak anaknya berdialog, menyarankan agar tetap bersikap seperti biasa dan memberi ruang kemungkinan adanya alasan yang tidak disengaja dari teman-temannya. Dengan cara ini, anak belajar untuk tidak mudah tersinggung dan tetap terbuka.

Sebagai orangtua dan pendidik, kita memiliki tanggung jawab untuk melatih anak-anak agar mampu menghadapi kegagalan, kesedihan, dan kekecewaan dalam hidup. Resiliensi perlu ditanamkan sejak dini agar mereka tumbuh menjadi pribadi tangguh yang tak mudah menyerah. Mari mencegah tragedi akibat rapuhnya jiwa anak-anak muda dengan membangun ketahanan mental mereka. Ingatlah pepatah, "Apa yang tidak membunuhmu akan membuatmu lebih kuat."

MENYEMAI HARAPAN, MENJADI TERANG: REFLEKSI HARI PENDIDIKAN NASIONAL DI SEKOLAH KRISTEN TABQHA

Oleh: Lidia Lamhisa, S.Pd., M.M

Dalam rangka memperingati Hari Pendidikan Nasional, 2 Mei 2025

Setiap tahun, Hari Pendidikan Nasional hadir bukan hanya sebagai perayaan, tetapi sebagai cermin untuk melihat kembali ke dalam: siapa kita sebagai pendidik ?, siapa anak-anak yang kita didik?, dan ke mana arah masa depan pendidikan yang kita tuju?.

Di tengah laju zaman yang cepat dan dunia yang tak lagi statis, Sekolah Kristen Tabqha berdiri sebagai pelita mungkin tidak besar. Namun, cukup untuk menerangi sekitarnya dengan terang kasih dan kebenaran. Pendidikan di tempat ini bukan sekadar memindahkan pengetahuan dari guru ke siswa, tetapi sebuah perjalanan spiritual, intelektual, dan karakter yang utuh.

Pendidikan adalah Sebuah Ibadah

Sebagai sekolah Kristen, saya percaya bahwa mendidik adalah panggilan ilahi. Di setiap mata pelajaran, di setiap percakapan, bahkan dalam setiap konflik kecil yang diselesaikan dengan restoratif, menanamkan nilai bahwa anak-anak bukan hanya perlu menjadi pandai, tetapi terlebih dahulu menjadi benar. Benar di hadapan Tuhan, benar terhadap sesama, dan benar terhadap dirinya sendiri.

Menumbuhkan Generasi Berkarakter di Tengah Dinamika Zaman

Tantangan pendidikan hari ini bukan hanya tentang angka, akreditasi, atau standar capaian yang dapat diukur secara kuantitatif. Lebih dari itu, tantangan yang sebenarnya adalah bagaimana kita dapat membentuk generasi yang tidak hanya cerdas, tetapi juga berkarakter kuat, memiliki hati yang lembut, pikiran yang tajam, dan iman yang kokoh. Di dunia yang penuh dengan perubahan dan ketidakpastian, anak-anak yang dibesarkan dengan fondasi yang kokoh akan menjadi pribadi yang mampu bertahan dan berkembang, sekaligus menjadi agen perubahan bagi dunia.

Di Sekolah Kristen Tabqha, saya percaya bahwa pendidikan yang sesungguhnya adalah pendidikan yang mengintegrasikan ilmu pengetahuan dengan nilai-nilai Kristiani.

Nilai-nilai seperti integritas, tanggung jawab, kasih, kerja keras, dan keberanian untuk berbeda bukan hanya disampaikan dalam teori, tetapi juga diwujudkan dalam tindakan nyata setiap hari. Berkomitmen untuk tidak hanya mengasah kemampuan berpikir, tetapi juga menanamkan nilai dalam hati dan jiwa  peserta didik , agar mereka bisa menjadi pribadi yang tidak hanya unggul di bidang akademik, tetapi juga dalam karakter.

Panggilan Guru: Hadir dengan Kasih, Mengajar dengan Iman

Di tengah segala dinamika dan tuntutan dunia pendidikan, saya percaya bahwa sekolah Kristen tidak hanya membutuhkan pengajar, tetapi pendidik sejati. Sosok yang hadir bukan sekadar untuk menyelesaikan jam pelajaran, melainkan menghadirkan kehidupan dan harapan dalam setiap perjumpaan dengan murid-muridnya. Ia memandang setiap anak bukan sekadar peserta didik, tetapi sebagai anugerah Tuhan yang berharga , dipercayakan untuk dibimbing dengan kasih, dibentuk dengan kesabaran, dan dipeluk dalam doa. Ia bukan hanya menyampaikan materi pelajaran, tetapi juga menyalurkan kehidupan; bukan sekadar mengisi pikiran, tetapi juga menyentuh jiwa, menyirami benih iman, dan menanamkan karakter yang bertumbuh di dalam terang Kristus.

Guru yang rela membuka telinga dan hatinya untuk mendengarkan keluh kesah anak-anak, bahkan ketika suara mereka nyaris tak terdengar. Guru yang tahu bahwa peran mulianya tidak berhenti di ruang kelas, karena di balik papan tulis dan lembar tugas, ada jiwa-jiwa yang sedang bertumbuh dan menantikan teladan kasih.

Guru yang menyadari bahwa dalam doanya menjadi bagian penting dari proses mendidik , menyerahkan setiap pergumulannya kepada Tuhan, dan memohon hikmat untuk menjadi terang di tengah tugasnya.

Menjadi guru di Sekolah Kristen Tabqha adalah sebuah panggilan pelayanan, bukan sekadar profesi. Ini adalah perjalanan iman. Setiap hari adalah kesempatan untuk membangun surga kecil di hati anak-anak yang Tuhan titipkan.

Maka, saya mengundang setiap guru untuk terus menyala dalam semangat, menjadi lembut dalam kasih, dan teguh dalam visi. Sebab dari tangan guru yang setia, masa depan dibangun dengan harapan. Dari hatinya yang tulus, lahirlah generasi masa depan bukan hanya hebat dalam prestasi, tetapi juga mulia dalam karakter dan teguh dalam iman.

Orang Tua: Pendidikan Utama Adalah Tanggung Jawab Keluarga

Di momen ini, saya  juga mengajak para orang tua untuk merenung bersama. Pendidikan yang sejati tidak dimulai di sekolah. Ia dimulai di rumah, dalam doa bersama, dalam percakapan harian, dalam teladan kehidupan sehari-hari.

Saya percaya bahwa ketika sekolah dan rumah bersatu dalam irama yang sama. Irama kasih, disiplin, dan iman yang sejati maka akan tercipta harmoni yang menghasilkan anak-anak yang tidak hanya cerdas dan unggul, tetapi juga beriman dan takut akan Tuhan.

Orang tua adalah guru pertama, dan seharusnya menjadi yang utama. Sekolah bukan pengganti keluarga, tetapi mitra. Maka, marilah kita berjalan bersama. Saling mendukung, saling mendoakan, dan saling menguatkan. Karena hanya dengan kolaborasi yang sejati, kita bisa membentuk generasi yang bersinar di masa depan: CERDAS, UNGGUL, dan BERIMAN.

Untuk Semua Anak-Anak Terkasih di Sekolah Kristen Tabqha

Kepada kalian semua anak-anak kami yang luar biasa dari TK, SD, SMP, hingga SMA ketahuilah bahwa kalian sangat dikasihi dan sangat berharga di mata Tuhan. Setiap langkah kecil kalian menuju kebaikan, setiap usaha kalian untuk belajar, setiap doa sederhana yang kalian panjatkan semuanya tidak pernah sia-sia.

Saya percaya bahwa kalian dipanggil bukan untuk menjadi biasa-biasa saja. Kalian dipanggil untuk menjadi terang di dunia. Di tangan kalian masa depan dititipkan.

Bersama guru dan orang tuamu, kami berdiri di sampingmu mendukung, mendoakan, dan mempersiapkan kalian untuk menyongsong masa depan yang penuh harapan.

Tetaplah belajar dengan sungguh, jadilah anak yang hormat dan rendah hati, serta jangan pernah takut untuk bermimpi besar. Karena bersama Kristus, tidak ada yang mustahil.

Hari Pendidikan: Momentum untuk Menyadari, Merenung, dan Melangkah Maju

Hari Pendidikan Nasional bukan sekadar momentum seremonial. Ini adalah hari kesadaran, kesadaran bahwa mendidik bukan sekadar rutinitas, melainkan sebuah kehormatan dan tanggung jawab Ilahi. Hari ini saya mengajak kita semua guru, orang tua, dan seluruh komunitas sekolah untuk merenung tentang apa yang sudah kita lakukan, dan apa yang masih perlu diperbaiki dan dikuatkan.

Sekolah Kristen Tabqha memilih untuk terus bertumbuh. Melalui refleksi, evaluasi mingguan, dan budaya kolaboratif, kami membangun komunitas belajar yang saling menginspirasi. Saya tahu bahwa pertumbuhan bukan selalu hal yang mudah, tetapi selalu bernilai.

Ini adalah momentum untuk menyatu dalam semangat baru: semangat untuk mendidik lebih dalam, lebih tulus, dan lebih berdampak bagi masa depan anak-anak dan bagi kemuliaan Tuhan.

Penutup

Hari Pendidikan Nasional adalah hari harapan. Harapan bahwa pendidikan yang kita jalani di Sekolah Kristen Tabqha bukan hanya membentuk masa depan anak-anak, tetapi juga mempersiapkan mereka untuk menjadi agen perubahan di dunia kerja, dalam keluarga mereka nanti, dan dalam pelayanan yang Tuhan tempatkan.

Mari kita lanjutkan perjalanan ini bersama, sebagai satu tubuh Kristus: guru, siswa, dan orang tua, bersatu dalam semangat dan panggilan yang sama.
Karena pendidikan sejati adalah ketika kita mengajar dan mendidik bukan hanya untuk membuat mereka tahu, tetapi untuk membuat mereka hidup.

PASKAH: Sejarah dan Maknanya bagi Siswa, Guru, dan Orang Tua

Oleh: Sondang Pangaribuan, S.Pd. - Kepala SMPS Kristen Tabqha

Selamat Paskah!
Paskah adalah salah satu momen terpenting dalam iman Kristen. Di Sekolah Kristen Tabqha, kita tidak hanya merayakan Paskah sebagai tradisi tahunan, tetapi juga merenungkan makna sejati di balik kebangkitan Yesus Kristus. Mari kita mengenal lebih dalam tentang sejarah Paskah dan apa artinya bagi kita semua siswa, guru, dan orang tua.

Sejarah Paskah: Kemenangan atas Kematian

Paskah berakar dari kisah paling penting dalam Alkitab, yaitu kematian dan kebangkitan Yesus Kristus. Setelah disalibkan dan wafat pada hari Jumat (yang kita kenal sebagai Jumat Agung), Yesus bangkit dari kematian pada hari ketiga — yaitu hari Minggu Paskah.

Kebangkitan Yesus bukan hanya sekadar keajaiban, tetapi menjadi simbol kemenangan atas dosa, kematian, dan keputusasaan. Ini adalah bukti kasih Allah yang begitu besar kepada umat-Nya, serta janji akan hidup yang kekal bagi setiap orang yang percaya kepada-Nya.

Makna Paskah bagi Siswa: Saatnya Bangkit dan Berpengharapan

Bagi para siswa di Sekolah Kristen Tabqha, Paskah adalah waktu yang sangat tepat untuk membangkitkan semangat baru. Di tengah tugas-tugas, ujian, dan tantangan belajar, mungkin ada rasa lelah, kecewa, atau bahkan ingin menyerah. Tapi kisah kebangkitan Yesus mengajarkan kita bahwa tidak ada yang mustahil jika kita tetap percaya dan berjuang.

Paskah juga mengajak siswa untuk:

●        Menjadi pribadi yang penuh kasih, seperti Yesus yang mengasihi semua orang, bahkan mereka yang menyakiti-Nya.

●        Mengampuni teman yang mungkin pernah berbuat salah.

●        Membagikan sukacita dan kebaikan di lingkungan sekolah dan rumah.

Makna Paskah bagi Guru: Mendidik dengan Hati yang Bangkit

Bagi para guru, Paskah menjadi momen refleksi: apakah kita sudah menjadi pendidik yang memberi harapan kepada siswa-siswi kita?

Yesus mengajar dengan kasih, kesabaran, dan pengorbanan. Dalam semangat Paskah, guru diajak untuk:

●        Menjadi teladan dalam iman dan karakter.

●        Mengajar bukan hanya dengan kepala, tetapi juga dengan hati.

●        Membimbing setiap siswa, terutama mereka yang sedang mengalami kesulitan, agar mereka percaya bahwa mereka mampu bangkit dan berhasil.

Di dunia pendidikan, guru adalah “penyala api” — dan Paskah mengingatkan kita untuk terus menyala, dengan terang Kristus sebagai sumber kekuatan.

Makna Paskah bagi Orang Tua: Menjadi Sumber Kasih dan Iman di Rumah

Untuk para orang tua, Paskah adalah momen untuk kembali kepada inti dari kehidupan keluarga: kasih, iman, dan harapan. Di tengah kesibukan pekerjaan dan rutinitas, Paskah mengajak kita untuk:

●        Membangun komunikasi yang hangat dengan anak-anak.

●        Menanamkan nilai-nilai iman melalui cerita Alkitab, doa bersama, dan teladan hidup.

●        Menjadi tempat anak belajar tentang pengampunan, pengertian, dan cinta tanpa syarat.

Seperti kasih Allah kepada umat-Nya, orang tua dipanggil untuk terus mengasihi dan membimbing anak-anak, bahkan ketika mereka melakukan kesalahan.

Paskah bukan hanya sekadar perayaan kebangkitan Yesus Kristus — lebih dari itu, Paskah adalah undangan untuk bangkit dari keterpurukan, menghidupi kasih, dan menjadi terang di tengah dunia.

Di Sekolah Kristen Tabqha, mari kita jadikan Paskah sebagai momen transformasi hati:

●        Siswa yang semangat belajar dan mengasihi,

●        Guru yang mengajar dengan kasih dan teladan,

●        Orang tua yang membimbing dengan sabar dan iman.

Selamat Paskah!
Tuhan Yesus telah bangkit!

Mari kita bangkit bersama-Nya — dalam iman, kasih, dan harapan yang tak pernah padam.

SMP Kristen Tabqha Terapkan Pendekatan Deep Learning dalam Pembelajaran yang Bermakna dan Menyenangkan

SMP Kristen Tabqha terus menunjukkan komitmennya dalam memberikan pendidikan yang relevan dan berdampak bagi masa depan siswa. Salah satu inovasi penting yang sedang diterapkan adalah pendekatan Deep Learning, sebuah pendekatan yang tidak hanya berfokus pada hasil akademik, tetapi juga pada proses dan nilai-nilai pembelajaran itu sendiri. Pendekatan ini sejalan dengan pandangan Mendikdasmen Abdul Mu’ti yang menyebutkan bahwa Deep Learning dapat dicapai melalui tiga elemen utama: Meaningful Learning, Mindful Learning, dan Joyful Learning.

Konsep Meaningful Learning menjelaskan bahwa guru membantu siswa untuk mengaitkan konsep baru yang akan diajarkan dengan konsep-konsep yang sebelumnya sudah mereka pahami. Proses belajar Meaningful Learning ini bertujuan agar pembelajaran menjadi lebih bermakna bagi siswa.

Sementara itu, penerapan Mindful Learning mendorong siswa menjadi pembelajar yang sadar dan bertanggung jawab atas proses belajarnya. Guru tidak sekadar menyampaikan materi, melainkan juga melibatkan siswa dalam merancang tujuan belajar harian, merefleksikan proses yang telah dijalani, dan menetapkan langkah perbaikan ke depan. Misalnya, dalam kegiatan proyek kelas, siswa membuat jurnal refleksi mingguan yang mencatat apa yang mereka pelajari, tantangan yang dihadapi, serta cara mereka mengatasi masalah tersebut. Ini membentuk kebiasaan belajar yang lebih dalam dan terarah.

Tak kalah penting, Joyful Learning menjadi semangat utama dalam menciptakan suasana kelas yang menggembirakan. SMP Kristen Tabqha mengadopsi berbagai pendekatan yang membuat siswa antusias belajar, seperti pembelajaran berbasis permainan, pembelajaran di luar kelas, hingga project-based learning yang memungkinkan siswa mengekspresikan kreativitas mereka. Dalam pelajaran Bahasa Indonesia, misalnya, siswa membuat vlog atau podcast yang berisi cerita pengalaman mereka, bukan hanya menulis esai konvensional. Ini membuat mereka merasa dihargai dan lebih terlibat secara emosional dalam pembelajaran.

Implementasi Deep Learning ini juga didukung oleh pembiasaan karakter dan budaya sekolah yang positif. Guru membangun relasi yang kuat dengan siswa melalui komunikasi yang terbuka dan pendekatan yang hangat. Pembelajaran tidak hanya terjadi di dalam kelas, tetapi juga melalui kegiatan mentoring, Bible Camp, dan aksi sosial yang memperkaya pengalaman dan nilai hidup siswa.

SMPS KRISTEN TABQHA: MEWUJUDKAN SEKOLAH RAMAH ANAK YANG NYATA

Oleh : Ruth Bhawanti, S.Pd. (Wakil Kepala Sekolah Kesiswaan dan guru Bahasa Inggris SMP)

Setiap anak berhak untuk belajar, bermain, dan bertumbuh di lingkungan yang aman, sehat, dan penuh kasih. Sebagai wujud nyata dari komitmen tersebut, SMPS Kristen Tabqha resmi menjadi Sekolah Ramah Anak sejak 4 Februari 2023. Peresmian ini bukan sekadar seremoni, tetapi menjadi titik awal dari langkah konkret sekolah dalam menciptakan ekosistem pendidikan yang berpihak pada hak dan kesejahteraan peserta didik.

Sebagai Sekolah Ramah Anak, SMPS Kristen Tabqha telah melaksanakan berbagai upaya untuk memastikan setiap siswa merasa dihargai, didengar, dan dilindungi. Salah satu langkah nyata yang telah dilakukan adalah pembentukan Duta Anti-Bullying di setiap kelas. Mereka adalah siswa terpilih yang menjadi agen perubahan untuk mengajak teman-teman untuk saling menghargai, menjadi telinga bagi mereka yang sedang mengalami kesulitan, serta menjadi penghubung antara siswa dan guru dalam menciptakan lingkungan yang aman dan nyaman.

Sejak peresmian, sekolah secara bertahap menerapkan prinsip-prinsip Sekolah Ramah Anak dalam seluruh aktivitas sekolah, antara lain:

  • Menangani kasus kekerasan dan perundungan dengan cepat dan adil, berfokus pada pemulihan hubungan dan pemahaman, bukan hukuman semata.

  • Melakukan pembinaan dengan pendekatan restitusi, sesuai semangat Kurikulum Merdeka, yaitu mengajak siswa menyadari kesalahan, memahami dampaknya, dan secara sadar memilih untuk memperbaiki keadaan. Pendekatan ini dilakukan dengan teknik coaching, bukan dengan hukuman yang menakutkan atau mempermalukan.

  • Menumbuhkan kebiasaan positif melalui berbagai kegiatan pembiasaan, seperti devotion setiap pagi sebelum pembelajaran dimulai, pembinaan karakter lewat upacara setiap Senin, kegiatan literasi setiap Kamis, dan Mini Worship setiap Jumat yang membangun pertumbuhan spiritual dan emosional siswa.

Kami juga terus membangun budaya di mana setiap masalah siswa, sekecil apa pun itu, ditangani dengan kasih dan perhatian. Guru-guru di Tabqha hadir bukan hanya sebagai pengajar, tetapi juga sebagai pendamping dan sahabat yang siap mendengarkan. Kami percaya, sekolah yang sehat adalah sekolah yang mendidik dengan cinta dan menghargai setiap anak sebagai pribadi yang unik.

Menjadi Sekolah Ramah Anak bukanlah tujuan akhir, tetapi sebuah proses berkelanjutan untuk menciptakan lingkungan belajar yang aman, inklusif, dan menyenangkan. Karena di SMPS Kristen Tabqha, setiap anak berharga, dan setiap anak berhak tumbuh dalam kasih dan sukacita.

Membangun Pendidikan Dasar Generasi yang Berani Berbeda

Di SD Kristen Tabgha, kami percaya bahwa setiap anak adalah bintang yang bersinar dengan keunikan dan potensi luar biasa. Kami bukan hanya mencetak generasi yang cerdas secara akademik, tetapi juga membentuk karakter unggul yang siap berkompetisi, berkreasi, dan berdampak bagi dunia!

✨ Bersinar dalam Pengetahuan, Bakat dan Kreasi 🎭

Peserta didik kami telah membuktikan bahwa ketekunan dan semangat belajar membawa mereka meraih prestasi luar biasa. Dengan bimbingan guru-guru terbaik dan metode pembelajaran inovatif, mereka telah memenangkan berbagai kejuaraan dalam bidang Matematika, Sains, dan Olimpiade Bahasa—bukan hanya di tingkat nasional, tetapi juga internasional!

🏅 Hasil Peraihan Medali Tingkat Internasional:

  • [5] Medali Emas

  • [10] Medali Perak

  • [34] Medali Perunggu

    Kompetisi Internasional:

  • World Mathematics Olympiad (WMO)

  • Hippo English Olympiad International

  • Asian International Mathematical

  • Singapore and Asian School Maths Olympiad

  • South East Asian Mathematics Olympiad

Namun, bagi kami, prestasi akademik bukan hanya soal angka dan medali—lebih dari itu, kami menanamkan rasa ingin tahu, pemikiran kritis, dan kecintaan belajar sepanjang hayat dalam diri setiap siswa.

Di luar kelas, siswa-siswa SD Kristen Tabgha juga bersinar dalam berbagai bidang seni, olahraga, dan kepemimpinan. Mereka membuktikan bahwa kecerdasan bukan hanya tentang nilai ujian, tetapi juga tentang bakat, kerja keras, dan keberanian untuk tampil dan berkompetisi!

🏆 Olahraga & Ketangguhan
Para atlet muda berbakat kami telah menorehkan prestasi luar biasa di berbagai kompetisi. Lebih dari sekadar kemenangan, mereka belajar sportivitas, kerja tim, dan semangat pantang menyerah!

🥇 Tingkat Kota Batam:

  • (14) Juara I

  • (21) Juara II

  • (23) Juara III

  • Cabang Olahraga: Renang, Tenis Meja, Bulu Tangkis, Karate

🎭 Seni & Kreativitas: Harmoni Musik dan Tarian untuk Kemuliaan-Nya

Di SD Kristen Tabgha, seni bukan hanya sekadar hiburan, tetapi juga sarana pelayanan kepada Tuhan. Melalui musik dan tarian, siswa mengekspresikan bakat dan kreativitas mereka dalam mini worship, perayaan Natal, Paskah, serta pentas seni dan acara sekolah lainnya. Dengan penuh percaya diri, mereka mengambil bagian dalam paduan suara, choir, pertunjukan musik, dan tarian pujian.

Seni di sini bukan hanya tentang tampil di atas panggung, tetapi juga tentang membangun karakter, kebersamaan, dan rasa syukur. Setiap nada yang dimainkan dan setiap langkah yang ditarikan menjadi ungkapan iman dan persembahan terbaik bagi Tuhan.

Kepemimpinan & Karakter: Pemimpin Masa Depan

Di SD Kristen Tabgha, kami percaya bahwa pendidikan sejati bukan hanya tentang prestasi, tetapi juga tentang pembentukan karakter. Setiap siswa dibimbing untuk menjadi pemimpin masa depan yang memiliki:

  • Integritas: Jujur, bertanggung jawab, dan dapat dipercaya.

  • Keberanian: Berani menghadapi tantangan dan membawa perubahan positif.

  • Kepedulian: Saling membantu, menghormati, dan menjadi berkat bagi sesama.

Pembentukan karakter ini didukung oleh pembiasaan positif di sekolah, sehingga mereka tumbuh menjadi pribadi yang siap menghadapi tantangan dan membawa dampak positif bagi dunia.

Satu Sekolah; Bertumbuh, Berkarya dan Berdampak!

Kami bangga menjadi tempat di mana setiap anak dapat menemukan potensinya, berkembang, dan menjadi juara dalam bidang yang mereka cintai. Baik di dalam kelas dengan pena dan buku, di atas panggung dengan mikrofon dan kostum, atau di lapangan dengan semangat juang, setiap langkah mereka adalah kemenangan!

Di SD Kristen Tabgha, kami tidak hanya mendidik siswa untuk menjadi pandai, tetapi juga berani, kreatif, beriman, dan berkarakter. Karena kami percaya, keberhasilan sejati bukan hanya tentang memenangkan kompetisi, tetapi juga tentang menjadi pribadi yang berdampak bagi dunia!

SD Kristen Tabgha – Cerdas, Unggul, Beriman!

PERJALANAN MENUJU PTN IMPIAN: SELAMAT UNTUK 7 PESERTA DIDIK SMA KRISTEN TABGHA!

Mimpi besar membutuhkan usaha besar! Para siswa SMA Kristen Tabqha telah membuktikan bahwa tekad, kerja keras, dan doa yang tak terputus mampu membawa mereka ke gerbang perguruan tinggi negeri terbaik di Indonesia! 🌟🏆

 Selamat kepada para pejuang SNBP 2024/2025 yang telah lolos ke universitas impian! 

 🎓 Christian Hery Makahinda – Ilmu Hubungan Internasional (S1), Universitas Padjadjaran
🎓 Michelle Claudia – Ilmu Komunikasi (S1), Universitas Brawijaya
🎓 Yobel Banjarnahor – Ilmu Hukum (S1), Universitas Brawijaya
🎓 Laura Gracia Sari Manik – Administrasi Bisnis Terapan (D4), Politeknik Negeri Batam
🎓 Yohanna Kristinauli Situmorang – Akuntansi (D3), Politeknik Negeri Batam
🎓 Irene Anastasia Iskandar Koeswoyo – Teknologi Rekayasa Elektronika (D4), Politeknik Negeri Batam
🎓 Angelica Sun – Teknologi Rekayasa Perangkat Lunak (D4), Politeknik Negeri Batam

✨ Prestasi ini tidak hanya milik para siswa, tetapi juga hasil dari sinergi luar biasa! ✨
Terima kasih kepada tim pendidik SMA Kristen Tabgha yang telah memberikan bimbingan, dukungan, dan inspirasi tanpa henti. Bersama, kita terus melahirkan generasi yang cerdas, unggul, dan beriman! 💙✨

Perjalanan belum berakhir—ini adalah awal dari tantangan dan pencapaian yang lebih besar! Teruslah berjuang, jadilah berkat, dan taklukkan dunia! 🌍🚀

#SNBP2024 #BanggaTabgha #PrestasiGemilang #PejuangPTN #MasaDepanCemerlang #GenerasiCerdasUnggulBeriman #SekolahTerbaikBatam #SMATerbaikBatam

Bible Camp SMAS Kristen Tabgha: Menemukan Jati Diri dalam Kasih Tuhan

Di tengah dunia yang terus berkembang pesat dan mengalami perubahan yang signifikan, setiap individu dituntut untuk mengembangkan potensinya agar tidak tertinggal oleh kemajuan jaman. SMAS Kristen Tabgha memahami bahwa peserta didik harus dipersiapkan dengan baik, tidak hanya dalam bidang akademik tetapi juga dalam iman dan pengenalan akan Tuhan yang hidup dan benar. Dengan demikian, akan tercipta pribadi-pribadi yang cerdas, unggul, dan beriman.

Sebagai bagian dari upaya menumbuhkembangkan iman siswa/i, SMAS Kristen Tabgha mengadakan Bible Camp dengan tema "Aku Berharga, Mulia, dan Dikasihi" yang didasarkan pada Yesaya 43:4. Kegiatan ini bertujuan untuk membantu remaja memahami nilai diri mereka di hadapan Tuhan serta menemukan esensi dan makna hidup yang sejati.

Empat Sesi Pembentukan Karakter dalam Bible Camp Bible Camp ini dikemas dalam empat sesi utama:

  1. Hati Bapa – Memahami kasih Tuhan sebagai Bapa yang sejati, terutama bagi mereka yang mengalami kekosongan figur ayah (fatherless), sehingga mereka dapat menemukan identitas sejati mereka sebagai anak-anak Allah.

  2. Gambar Diri – Membantu siswa melihat diri mereka sebagaimana Tuhan melihat, agar mereka memiliki kepercayaan diri yang sehat dan tidak mudah terpengaruh oleh standar dunia.

  3. Kekudusan – Mengajarkan pentingnya menjaga hati, pikiran, dan tindakan agar tetap selaras dengan firman Tuhan, serta menjauhi hal-hal yang dapat merusak hubungan mereka dengan Tuhan.

  4. Pelepasan – Menolong peserta didik untuk melepaskan kebiasaan buruk, luka batin, dan belenggu yang menghambat pertumbuhan rohani mereka, agar dapat hidup dalam kebebasan sejati di dalam Kristus.

Membangun Kebersamaan dalam Kasih Kristus Bible Camp ini bukan hanya tentang ibadah dan sesi rohani, tetapi juga diisi dengan kegiatan yang mempererat kebersamaan antar siswa dan guru. Mereka diajak untuk:

  • 🍽️ Makan bersama dalam suasana kekeluargaan.

  • 🤝 Mengikuti tantangan kelompok yang melatih kerja sama dan saling mendukung.

  • 🔥 Menikmati malam api unggun yang penuh kehangatan, refleksi, dan kebersamaan.

Melalui rangkaian kegiatan ini, peserta didik tidak hanya semakin mengenal Tuhan tetapi juga belajar membangun hubungan yang sehat dengan sesama. Seperti yang tertulis dalam Filipi 4:8, "Jadi akhirnya, saudara-saudara, semua yang benar, semua yang mulia, semua yang adil, semua yang suci, semua yang manis, semua yang sedap didengar, semua yang disebut kebajikan dan yang patut dipuji, pikirkanlah semuanya itu." Ayat ini mengajarkan betapa pentingnya menjaga pikiran agar selalu terfokus pada hal-hal yang positif dan sesuai dengan kehendak Tuhan.

Mengaplikasikan Firman Tuhan dalam Kehidupan Sehari-hari Dalam kehidupan sehari-hari, khususnya di kalangan remaja, ayat ini dapat diterapkan dalam berbagai aspek:

  • 📖 Memilih tontonan, bacaan, dan musik yang membangun iman.

  • 🗣️ Menjaga perkataan agar tetap positif dan memberkati orang lain.

  • 🚫 Menjauhi gosip, pikiran negatif, dan hal-hal yang bertentangan dengan firman Tuhan.

  • 🙏 Mengembangkan sikap bersyukur dan penuh iman dalam menghadapi tantangan hidup.

Melalui Bible Camp ini, kami berharap setiap siswa SMAS Kristen Tabgha semakin menyadari bahwa mereka berharga, mulia, dan dikasihi Tuhan. Dengan demikian, mereka dapat bertumbuh menjadi pribadi yang kuat dalam iman, berpengaruh dalam masyarakat, dan selalu hidup dalam kasih Tuhan.

Bismantoro Rajagukguk 

Kepala Sekolah SMAS Kristen Tabqha




Tabgha Education Centre Introduces the House System: Uniting Students, Teachers, and Staff in a Culture of Excellence

Tabgha Education Centre Introduces the House System: Uniting Students, Teachers, and Staff in a Culture of Excellence

A new school year brings fresh opportunities and exciting changes to Tabgha Education Centre (TEC). This year, TEC proudly introduces the House System, a dynamic reward structure that encourages teamwork, leadership, and healthy competition among students, teachers, and staff.