Blog Post (EN)

Refleksi Akhir Tahun : Tidak Ada Perjalanan yang Sia-sia

Menjelang akhir tahun, mari kita sejenak merenungkan perjalanan yang telah kita lewati di tahun ini. Dalam satu tahun penuh dinamika, kita menemukan berbagai keberhasilan yang membanggakan, namun juga tantangan yang menguji ketekunan dan karakter. Meski tidak semua berjalan sempurna, satu keyakinan tetap teguh: setiap proses yang dialami tidak pernah sia- sia ketika kita percaya bahwa Tuhan bekerja melalui setiap langkah hidup kita. Seperti firman Tuhan dalam Roma 8:28, “Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia.”

Semua pengalaman, baik yang indah maupun yang sulit, telah turut membentuk perkembangan anak-anak dan komunitas pendidikan kita.

Di lingkungan TEC, setiap jenjang memiliki cerita, tantangan, dan pembelajaran masing- masing. Anak-anak belajar mengenal diri, membangun karakter, dan beradaptasi dengan tuntutan yang berbeda sesuai tahap pertumbuhan mereka.

Di balik tawa, usaha, kegagalan, dan keberhasilan, kita melihat bahwa:

  • Ada siswa yang menunjukkan peningkatan signifikan dalam cara belajar maupun kedisiplinan.

  • Ada anak yang semakin berani mengambil peran, mencoba hal baru, atau tampil di depan umum.

  • Ada dinamika relasi yang berubah menjadi kesempatan untuk belajar tentang empati, kerja sama, dan penyelesaian konflik.

  • Ada proses jatuh-bangun yang justru menguatkan ketahanan mental dan motivasi belajar.

Perjalanan yang Membawa Pembelajaran

Setiap langkah ini menggambarkan bahwa perkembangan bukan hanya tentang hasil akhir, tetapi tentang perjalanan yang ditempuh untuk mencapainya. Hal ini sejalan dengan Amsal 22:6: “Didiklah orang muda menurut jalan yang patut baginya, maka pada masa tuanya pun ia tidak akan menyimpang dari pada jalan itu.”

Di TEC, keberhasilan tidak diukur semata- mata oleh angka atau prestasi formal. Keberhasilan juga terlihat melalui hal-hal sederhana namun bermakna: perubahan kebiasaan, pertumbuhan karakter, dan kemajuan dalam sikap serta tanggung jawab.

Tidak Ada Perjalanan yang Sia-Sia

Perjalanan pendidikan tidak selalu hanya berisi pencapaian. Ada saat ketika anak-anak mengalami kegagalan, kebingungan, atau penurunan motivasi. Namun, TEC percaya bahwa kegagalan merupakan bagian penting dari proses belajar.                                                                                 

Saat kita melihat kembali setiap peristiwa sepanjang tahun ini, kita menyadari bahwa setiap langkah—baik yang terasa mudah maupun yang penuh perjuangan—telah memiliki perannya sendiri dalam membentuk karakter, kedewasaan, dan cara berpikir anak-anak. Perjalanan di TEC bukan hanya tentang pembelajaran akademik, tetapi juga tentang membangun kepribadian, kemandirian, dan nilai-nilai hidup yang akan mereka bawa ke masa depan.

Akhir tahun bukanlah titik akhir, melainkan kesempatan untuk menyegarkan kembali tujuan dan semangat. Apa pun yang telah kita lalui—baik keberhasilan maupun tantangan—telah mempersiapkan kita untuk melangkah ke tahun berikutnya dengan lebih kuat.

Marilah kita memasuki tahun yang baru dengan rasa syukur, komitmen untuk terus bertumbuh, serta harapan bahwa setiap anak akan semakin berkembang sesuai potensi yang Tuhan percayakan.

Yeremia 29:11 mengingatkan kita bahwa Tuhan memiliki rancangan damai sejahtera bagi kita, “untuk memberikan hari depan yang penuh harapan.”

Sondang Pangaribuan, M. Pd
Kepala SMP Kristen Tabgha

Guru: Arsitek Masa Depan dan Pembawa Berkat

Di tengah hiruk-pikuk dunia yang bergerak begitu cepat, di saat informasi datang bagai gelombang tak henti, di saat suara-suara saling berebut untuk didengar, ada sosok yang diam-diam menyalakan Cahaya guru. Bukan sekadar pengajar, bukan sekadar pembaca buku atau pemberi nilai. Guru sejati adalah arsitek jiwa, penata masa depan, pemantik rasa ingin tahu, dan penjaga mimpi yang tak terlihat.

Setiap hari, guru menapaki jalan yang sering tak terlihat hasilnya. Dari senyuman kecil murid yang tiba-tiba mengerti, dari mata yang bersinar karena menemukan sesuatu yang baru, guru tahu bahwa setiap kata, setiap tindakan, setiap detik yang dicurahkan adalah benih yang akan tumbuh. Dan benih itu akan berbuah mungkin hari ini tak tampak, mungkin esok atau lusa baru terlihat tapi pasti akan membawa berkat.

Mengajar bukan lagi sekadar menyampaikan materi atau mencetak nilai. Mengajar adalah membaca jiwa yang berbeda-beda, memahami cara pandang yang unik, meresapi bahasa hati yang kadang tak bisa diucapkan. Guru melihat potensi di setiap anak: yang kreatif, yang pemalu, yang keras kepala, yang pemimpi. Guru berani keluar dari kotak standar, berani menari di luar aturan, berani memeluk ide-ide  menembus batas biasa yang sebenarnya adalah benih masa depan.

Dan dalam setiap usaha itu, guru mungkin merasa letih, mungkin merasa tak terlihat. Tapi percayalah: setiap pengorbanan, setiap doa yang diselipkan di balik kelas yang ramai, setiap perhatian yang diberikan walau tak diucapkan, tidak pernah hilang sia-sia. Alam semesta, Tuhan, dan kehidupan sendiri mencatatnya. Jasamu, guru, adalah investasi jiwa untuk murid, untuk dunia, dan untuk dirimu sendiri. Suatu hari nanti, dalam bentuk yang mungkin tak kau duga, berkat itu akan kembali kepadamu: dalam senyum muridmu, dalam kata-kata yang mereka ucapkan saat dewasa, dalam kesuksesan yang mereka raih, bahkan dalam ketenangan hatimu sendiri.

Guru yang hebat tahu bahwa mendidik bukan hanya soal hari ini. Itu soal menanam pohon yang mungkin baru berbuah bertahun-tahun kemudian. Itu soal menanam cahaya dalam kegelapan, menyalakan harapan ketika yang lain menyerah, dan percaya bahwa setiap anak yang kau sentuh adalah potensi tak terbatas yang bisa mengubah dunia.

Bila engkau guru yang kadang merasa letih, yang kadang merasa tak dihargai, yang kadang merasa perjuangannya terlalu berat: ketahuilah bahwa kamu adalah pembawa berkat. Segala upaya, segala kasih, segala waktu yang kau curahkan, akan Kembali mungkin hari ini, mungkin esok, atau lusa. Tapi tidak pernah hilang. Dan dunia ini, murid-muridmu, serta hatimu sendiri, akan merasakan berkat itu.

Teruslah menyalakan cahaya, guru. Teruslah percaya pada keajaiban yang lahir dari tanganmu, dari kata-katamu, dari hatimu. Dunia membutuhkan keberanianmu, kreativitasmu, dan kasihmu. Dan percayalah: jasamu tidak pernah sia-sia. Semesta, Tuhan, dan generasi masa depan akan membalasnya dengan cara yang indah, di saat yang paling tepat.

Bangkitlah, guru. Engkau adalah cahaya. Engkau adalah berkat. Dan engkau adalah masa depan.


Lidia Lamhisa, S.Pd., M.M

Kepala Sekolah SD